pura jonggol

Pura Agung Satya Bhuana – Pura di Jonggol Kabupaten Bogor

Pura Jonggol ini saat ini mempunyai ciri khusus dengan adanya sumber mata air Kunkun, yang bisa digunakan untuk melukat saat setelah persembahyangan.

Pura Jonggol adalah sebutan Pura Agung Satya Bhuana yang terletak di Desa Jonggol Kabupaten Bogor.  Pura ini berada di kesatuan Kesatrian milik Yon POMAD TNI – AD.  Walaupun ada di tengah kesatrian TNI – AD, umat Hindu dari manapun masih bisa melakukan persembahyangan.

Dari arah Jakarta atau dari arah Bogor, untuk ke pura di jonggol ini sebaiknya melalui toll dan exit di Cibubur.  Asumsi jarak dari exit cibubur atau di cibubur Junction harus menempuh jarak sekitar 30-an km.

Dalam pemeliharaannya pura jonggol Pura Agung Satya Bhuana ini dilaksaakan oleh Tempek Jonggol yang merupakan bagian dari SDHD Banjar Cibinong.

Sejarah Singkat Pura Jonggol Pura Agung Satya Bhuana

Berdirinya Pura Jonggol adalah karena adanya perpindahan Yonpomad dari Jln Merdeka Selatan Jakarta ke Jonggol pada tahun 2007.   Saat perpindahan mulai ditata rumah ibadah prajurit, saat itu Komplek Kesatrian Yonpomad dilengkapi sudah mempunyai rumah Mesjid dan Gereja.

Karena rumah ibadah Pura belum ada, maka saat kunjungan bapak Danpuspomad mulai tercetus rencana mendirikan pura jonggol.  Saat kunjungan beliau bertanya kepada Lettu Cpm. I Nyoman Arya S. selaku Pasilog berapa jumlah umat Hindu?  setelah dijawab ada 14 orang dan belum ada rumah ibdah Pura.

Akhirnya beliau menginstruksikan Danyon untuk memfasilitasi berupa memberikan lahan.  Danyon memanggil  Lettu Nyoman  Arya S., bahwa sudah tersedia tanah untuk pendirian Pura.  Selanjutnya Lettu Nym Arya melapor kepada Ketua Tempek Puspa Citeureup.

Ketua Tempek Puspa saat itu adalah bapak Mayor Inf. I Gusti Ngurah Jelantik, dan selanjutnya meneruskan kepada Ketua Banjar Cibinong yang saat itu adalah bapak Ketut Mangku.  Dari sinilah memulai gagasan pendirian Pura Jonggol dengan pertemuan.

Gagasan Mendirikan Pura Jonggol

Pertemuan mulai intensif untuk mendiskusikan rencana pendirian pura jonggol.  Adapun pertemuan saat permulaan ini di hadiri oleh:

  1. Jro Mangku Gede Nyoman Susila
  2. Wayan Madik Khusuma sebagai Ketua PHDI Kab. Bogor
  3. Ketut Mangku sebagai Ketua SDHD Banjar Cibinong
  4. Nyoman Tatat Maliyana sebagai Ketua Yayasan
  5. I Gusti Ngurah Jelantik

Setelah adanya keputusan dari rapat kecil, maka mulai melakukan peninjauan ke lapangan untuk menentukan lokasi pura jonggol ini.  Pada mulanya tanah yang ada topografinya sangat datar, diantara mesjid dan gereja.  Namun ada pertimbangan agar tanah tersebut di ganti dengan yang letaknya lebih tinggi.

Letak tanah yang lebih tinggi tersebut adalah lapangan olah raga yang sekarang.  Selanjutnya mulai melaksanakan pengukuran dan mulai juga melakukan persembahyang bersama.  Persembahyangan di pimpin oleh Jro Mangku Gede Nyoman Susila dengan tujuan di mudahkan menentukan letak posisi Padmasari.

Ketua PHDI Kab. Bogor
I Gusti Ngurah Jelantik - Ketua PHDI Kab. Bogor, Jawa Barat (sebelum tahun 2022)

Peran Serta Dukungan Tokoh Umat Hindu JaBoDeBaBek

Untuk mewujudkan pembangunan pura jonggol ini maka Bapak Gusti Ngurah Jelantik sekaligus sebagai bagian perwira TNI – AD menginisiasi untuk mengadakan pendekatan ke beberapa pihak.

Langkah pertama adalah mengundang beberapa tokoh umat Hindu yang sekiranya bisa mewujudkan pembangunan pura jonggol ini.  Adapun beberapa tokoh tersebut adalah:

  1. Kasau Bp Marsekal TNI Ida Bgs Putu Dunia
  2. Ketua PHDI Pusat Bp Mayjen TNI Sang Nym Suwisma.
  3. Menteri Kebudayaan RI yg dihadiri oleh Dirjen Bimas Hindu Kemenag
  4. Para Perwita Tinggi di lingkungan TNI dan polri
  5. Ketua PHDI DKI Bp. Kombes Pol Pur I Kt Wirdana.
  6. Prof Dr Igd Maha Adi

Mulai Pembangunan Pura Jonggol di Tahun 2008

Pada tahun 2008 mulai pembangunan Padmasari, dengan mengandalkan dana yang ada sejumlah Rp. 25.000.000.  Adapun dana ini bisa terkumpul dari punia:

  1. Sumbangan dari Danyonpomad berupa material senilai Rp. 10.000.000
  2. Brigjen TNI Darmadi Karoum Setjen Kemhan Rp. 10.000.000 (note : diprakarsai Mayor Inf Gusti Ngurah Jelantik)
  3. Penggalangan Punia saat arisan Tempek Puspa sejumlah Rp. 5.000.000
  4. Sumbangan dari developer Perumahan di Cibubur (khusues untuk linggih padmasari).

Gema pembangunan Padmasari di pura jonggol ini juga mendapat perharian dari rektor UnHan saat itu yaitu bapak Letjen TNI Dr I Wayan Midhio M.Fhil Rektor. Beliau akhirnya  menghaturkan Pembangunan Padmasana dan Sarana fasilitas pendukung berupa renovasi bangunan gudang.  Renovasi bangunan tersebut menjadi tiga bagian, yaitu:

  1. Ruang ganti pemangku
  2. Ruang trasit/ sebagus
  3. Kamar mandi / WC

Dukungan bantuan pembangunan lainnya adalah membuat “turab patung Mahabratha”.  Beliu juga yang memberikan usulan nama pura jonggol ini menjadi Pura Agung Satya Bhuana.

Penggalangan Dana Pembangunan Pura di Jonggol

Untuk mewujudkan pembangunan pura jonggol ini, maka dilakukan beberap event.  Salah satu event adalah Festival Tari Rejang Renteng se-JaBoDeBaBek.  Pelaksanaan festival ini bertempat di Wantilan Pura Raditya Dharma. 

Adanya festival sekaligus mencari dana punia bersama sekedemen Banjar Cibinong.  Festival ini sendiri di gerakkan langsung oleh Bp. I Gusti Ngurah Jelantik yang saat itu sebagai Ketua PHDI Kab. Bogor.

Pada tahap awal pembagunan pura jonggol ini berhasil membangun PADMASANA.  Dengan pembangunan padmasana ini maka oleh Bapak Rektor UnHan Bp. Letnan Jendral I Wayan Midhio memberikan nama Pura menjadi “PURA AGUNG SATYA BHUANA.”  

Setelah memberikan nama pura jonggol, maka selanjutnya melaksanakan pembuatan Proposal Pembangunan Taman Sari dan Ratu Panglurah.  Salah satu penggalangan dana yang sangat masif adalah memanfaatkan grup whatsApp di Jabodebabek.  Dari penggalangan dana ini terkumpul dana kurang lebih Rp 150.000.000.

Dukungan Dari Umat dan Donatur Untuk Pura di Jonggol

Untuk mewujudkan pembangunan pura jonggol ini, maka dilakukan beberapa pendekatan penggalangan dana ke beberapa tokoh Hindu.  Dan tentunya umat sedharma dan tokoh lainnya yang mungkin bisa membantu penggalangan dana.

Dukungan dari tokoh Hindu juga sangat berperan, Bp. I Gusti Ngurah Jelantik selanjutnya menghadap ke salah seorang petinggi perusahaan kontraktor terkemuka.  Beliau Bp Ir. I Gusti Ngurah Putra memberikan dana punia sejumlah Rp. 150.000.000.

Untuk mempercepat progres pembangunan, selanjutnya Bp. I Gusti Ngurah Jelantik menghadap ke beberapa tokoh.  Diantaranya direktur PP, CSR PT. ASABRI, PT. Pertamina, PLN, Yayasan Sanata Dharma.  Dari beberapa tokoh ini terkumpul dana Rp. 150.000.000 yang selanjut di wujudkan untuk Pembangunan Bale Pawedan.

Selanjutnya melaksanakan renovasi Bale Sakenem, yang dilakukan oleh almarhum Bpk. Gede Sutirta.  Renovasi ini seluruhnya merupakan bagian punia dari beliau untuk pura di jonggol ini.

Ketua PHDI Provinsi Jawa Barat - Brigjen (purn) I Made Riawan

Pembangunan Wantilan di Pura Jonggol

Bangunan utama Pura Agung Satya Bhuana sudah selesai dan setelah itu melaksanakan “Meplaspas Alit” pada tanggal 5 Januari 2019 dan 3 Agustus 2019.  Setelah pembangunan pura sebagai banguna utama selesai, maka perlu lagi melengkapi beberapa pura jonggol ini dengan bangunan lainnya.

Bermula mendapatkan bantuan punia dari Kemenag RI sebesar Rp. 40.000.000 dan langsung untuk kebutuhan pondasi rencana Wantilan.  Donasi atau punia ini ikut di gagas oleh Bpk. Jro Mangku Gede Nyoman Susila.

Setelah pembangunan pondasi wantilan maka perlu usaha lagi mecari dana tambahan, agar bangunan di atasnya selesai.  Akhirnya di buatkan video pendek tentang rencana pembangunan Wantilan.  Video ini akhirnya di response oleh alm. Bpk. Gede Sutirtha dan akhirnya atas kemurahan hati beliau menunataskan sampai selesai.

Untuk memperindah dan fungsi wantilan juga mendapatkan bantuan dari pihak Jasa Marga.  Dimana penggalangan dana ini di prakasai oleh ibu JM. Niken Saraswati.

Patung Dengan 26 Tokoh Pewayangan Mahabrata

Gagasan pengembangan dan juga menjadi ikon yang menarik untuk pura jonggol ini datang dari Ketua PHDI Kab. Bogor Bpk. I Gusti Ngurah Jelantik untuk membuat miniatur pura agung Besakih. 

Sebagai wujud implementasi miniatur pura Besakih di pura jonggol ini, maka akan menempatkan 26 Tokoh Mahabratha di Depan Pagar Penyengker Pura.

Bersamaan dgn itu ketua PHDI Kab Bogor mempunyai ide pura Agung Satya Bhuana  Sbg implementasi  Besakih mini di Jawa Barat dgn membuat patung tokoh  Mahabarata  sebanyak 26.  Dari 26 tokoh mahabratha ini akan menempatkan 13 tokoh Pandawa dan 13 tokoh Kurawa.

Untuk mewujudkan ini, maka mulai mencari Ahli Patung yang berpengalaman.  Dan akhirnya jatuh kepada bapak Gede Arya dan dibantu dengan undagi dari Singaraja Bali yaitu Bpk. Guru Toko.

Pembangunan ini di mulai dengan pembangunana dua (2) buah “Naga” yang di entrance (pemedalan).  Biaya untuk pembangunan ini diberikan dari dermawan Non-Hindu (YJ) yang berkenan mewujudkannya.  Hal yang unik dari pembangunan ini adalah adanya apresiasi mencantumkan nama Donatur atau Punia di bawah patung tersebut.

Petilasan Guru dan Sumur Suci Kukun

Pada awal tahun 2020 saat pademi Covid, ternyata ada umat dan personil Yon Pomad mengalami “kesurupan”.  Dan dari informasi “niskala” bahwa ada sebuah Pohon Bunut Tua yang letaknya 200 meter dari Pura Jonggol yang memang perlu perhatian khusus.

Setelah itu Bpk. I Gusti Ngurah Jelantik menghubungi bapak DanYon, untuk mohon petunjuk agar umat Hindu di sekitar pura Agung Satya Bhuana akan merawat pohon bunut tersebut.  Menurut cerita dulunya adalah sebuah pesantren saat sebagai petilasan guru.

Respon positif dari DanYon membuat semangat umat untuk segera memperbaiki lokasi pohon Bunut tersebut.  Dan saat itu, tim pelaksana bersujud di Pohon tersebut agar dilancarkan dalam membangunan fasilitasnya.

Langkah pertama adalah membuat jalan cor beton tangga dan pemasanganpaving blok.  Dan juga ada penambahan “bebaturan” Sunda.  Setelah usaha penggalangan dana dari whatsapp grup, kurang lebih dalam waktu 3 minggu sudah terkumpul dana sebesar Rp. 25.000.000.

Petilasan Guru

Sumur Suci Kukun di Pura Jonggol

Keberadaan Petilasan Guru dan Sumur Suci Kukun di Pura Jonggol ini bermula dari meditasi Bpk. Jro Mangku Gede Nyoman Susila dan Ajik Mangku Gusti Putu Wismayadi.  Dari meditasi ini mulai ada petunjuk – petunjuk niskala yang menunjukkan adanya sumber air sumur suci Kukun.

Di awali rembug dengan sekehe demen dan Jro Mangku Gede dan di awali doa mulailah pengerjaan Mata Air Suci Kukun.  Rencana ini juga sempat di ajukan ke DanYon, namun belum ada solusi.  Namun akhirnya ada umat yg berkenan mepunia mesin pengeboran dan mesin pompa sumur dalam.

sumur suci kukun pura jonggol
Sumur Suci Kukun Pura Jonggol - Pura Agung Satya Bhuana

Kemunculan Petunjuk Seorang Nenek

Mulai pengeboran sumur sampai sampai kedalaman 21 meter, namun tidak mendapatkan air.  Ada keanehan saat penyambungan pipa, dimana pipa lepas terus menerus dan tidak bisa tersambung oleh lem pipa.   Namun, saat bersamaan ada seorang nenek muncul dari semak yang menyampaikan ke Aji Mangku Gusti Wismaya.

Pesan nenek tersebut adalah sebaiknya pengeboran lebih dalam lagi mencapai 50 meter.  Nenek tersebut pun sambil menunjuk ke arah “sebelah timur” dan sepertinya tidak masuk akal.  Karena yang di tunjuk adalah tanah dengan dataran yang lebih tinggi.  Juga nenek tersebut memberikan syarat, agar membuat “Sesajen Sunda”.

Salah satu bentuk sesajen Sunda adalah: Kopi pahit, teh, kelapa muda, pisang emas, kue, sirup dan apa bila sudah ketemu airnya buatkan ayam bekakak/bakar.

Untuk mewujudkan sumur tersebut Gusti Aji Mangku Putu Wismaya mulai mencari tukang bor sumur dan mulai dengan biaya pengeboran sebesar Rp. 2.000.000.  Sambil juga mohon di Petilasan Guru untuk di berikan kemudahan pelaksanaan.

Penggalangan Dana Pembangunan Sumur Suci Kukun

Untuk memulai pembangunan Aji Mangku I Gusti Ngurah Jelantik berinisiatif mencari penggalangan dana.  Pendekatan di mulai dengan dermawan Non Hindu (YJ), dan menjelaskan adanya tempat tirta suci untuk digunakan di pura Jonggol.  Akhirnya donatur memberikan dana sejumlaj Rp. 25.000.000.

Setelah 2 minggu progres pembangunan sumur suci kukun di Pura Jonggol di buatkan video pendek.  Dari video tersebut yang di sebar luaskan melalu virtual, akhirnya di peroleh dana sebesar Rp. 55.000.000.  Terdiri dari Rp. 37.500.000 dari whatsapp dan Rp. 17.500.000 dari donatur YJ.

Dana yang sudah terkumpul ini untuk membuat Bak Penampungan dengan Patung Dewa Wisnu.  Serta pembangunan Naga Basuki, Benawang Nala dan Naga Anantaboga.  Setelah satu bulan kemudian, juga mendapatkan punia Rp. 40.000.000.  Dana ini di alokasikan untuk pembangunan kamar mandi di sekitar lokasi.   

Dukungan juga datang dari PT. PP Persero, salah staff menghubungi Aji Mangku Gusti Putu dan memberikan bantuan sejumlah Rp. 50.000.000.  Dana selanjutnya untuk pembangunan Candi Sunda.

Dukungan dari Banyak Pihak ke Pura Jonggol

Untuk pembangungan berkelanjutan di Pura Jonggol agar prosentase penyelesaian pembangunan lebih tinggi, maka perlunya dukungan beberapa pihak.  Pinandita, Pengempon, Tokoh merasa mendapatkan energi yang luar biasa atas bantuan yang terus datang.

Pelaksanaan pengecoran dari Candi Sunda sepanjang 100 meter diberikan oleh alm. bapak Gde Sutirtha.  Saat bersamaan juga memperoleh sumbangan dari Kemenag RI sejumlah Rp. 100.000.000.  Serta bantuan dari Bupati Kabupaten Bogor untuk pembuatan tembok Penyengker di Utama Mandala dan Madya Mandala.

Bantuan tambahan lainnya adalah dari DanYon Pomad atas penggunaan tambahan tanah seluas 750 M².

Sesungguhnya dari para tokoh ada gagasan menstanakan Prabu Siliwangi sebagai leluhur Pasundan, dengan membangun Candi Siliwangi.  Hal ini mengambil inspirasi dari Pura Parahyangan Agung Jagatkartha di Gunung Salak.  Namun rencana ini tidak disetujui oleh umat.

Dana yang sudah terkumpul untuk rencana pembangunan Candi Siliwangi di arahkan untuk pembangunan Candi Kurung.

Pujawali Pertama dan Mendem Pedagingan Pura Agung Satya Bhuana (Pura Jonggol)

Untuk melaksanakan Dewa Yadnya dengan melaksanakan Pujawali Pertama dan Mendem Pedagingan terkumpul dana sejumlah Rp. 85.000.000.  Ketua PHDI Kab Bogor dalam hal ini bapak I Gusti Ngurah Jelantik sekaligus perintis mengumpulkan tokoh dan sekehe demen.

Tujuan dari pertemuan tersebut adalah agar biaya pelaksanaan untuk rencana Pujawali Pertama bisa terlaksana.  Dari beberapa kali pertemuan muncul kesepakatan akan melaksanakan Pujawali Pertama dan Suda Bumi pada “Purnama Jista Tanggal 15 Mei 2022”.

Pujawali Pertama pura jonggol – Pura Agung Satya Bhuana bisa terlaksana dengan baik, dengan dipuput oleh dua Sulinggih yaitu Ida Peranda Griya Cileduk dan Ida Pandite Griya Taman Sari Rempoa.

Labda Karya Pelaksanaan Pujawali Pertama Pura Jonggol

Pembiayaan pelaksanaan Pujawali Pertama dan Mendem Pedagingan Pura Agung Satya Bhuana Jonggol dapat diselesaikan dengan baik.  Berkat dukungan semua pihak baik di internal Pengempon, Banjar Cibinong dan seluruh umat sedharma di Jabodebabek, maka karya berhasil dengan baik dan labda karya.

Bahkan dana yang direncanakan untuk pembiayaan masih ada kelebihan.  Untuk itu sebagai pertanggung jawaban lahir batin para tokoh dan pengempon, terutama dalam hal ini bapak I Gusti Ngurah Jelantik akan tetap mewujudkan sumbangsih para  dermawan dalam bentuk “Pembangunan Candi Kurung”.

Pada kesempatan ini kami mewakili Pengempon Pura banyak menghaturkan terima kasih kepada:

  1. Letjen TNI Nyoman Cantiasa
  2. I Gede Darma Yusa (Ketua Banjar Bekasi)
  3. I Wayan Madik Kusuma (Dir PT KAS)
  4. I Nyoman Arya Sidhi (Tempek Puspa)
  5. Profesor Dr. Yuyun (Ketua Yayasan Univ Jayabaya)
  6. Brigjen TNI (Pur) I Made Riawan (Ketua PHDI Prov. Jabar)
  7. Club Golf Semeton Bali
  8. Letjen TNI Pur Ida Bagus Purwa Laksana
  9. Ibu Dody Umat Budha
  10. Masda TNI Ys J (Kemhan)

Adapun perintis sejarah pendirian dan pembangunan Pura Agung Satya Bhuana Yonpomad Pura Jonggol, sebagai berikut:

  1. Jro Mangku Gde Nym Susila
  2. Letkol (Pur) Jro Mangku I Gusti Ngurah Jelantik
  3. I Wayan Madik Kusuma
  4. Mayor Cpm I Nym Arya Sudiartha
  5. Peltu (Pur) I Ketut Mangku, SAg.
  6. I Nyoman Tatat Maliana
  7. Jro Mangku Gusti Putu Wismayadi
  8. Jro Mangku Dewa Adnya

Serta tidak lupa kamu haturkan yang sebesar – besarnya kepada beberapa pendana punia, diantaranya:

  1. Letjen TNI (Pur) Dr. I Wayan Midhio
  2. I Gusti Ngurah Putra
  3. Puri Kedisan
  4. Masda TNI Yusuf Jauhari
  5. Alm Bapak Gde Sutirtha.
  6. I Wayan Madik Kusuma
  7. I Nyoman Arya Sidhi
  8. Letjen TNI Nyoman Cantiasa
  9. Letjen TNI Ida Bagus Purwa Laksana
  10. I Gde Dharma Yusa

Bagaimana Rute Ke Pura Jonggol – Pura Agung Satya Bhuana?

Pura Jonggol ini bernama Pura Agung Satya Bhuana, dimana letaknya di sebelah timur Cileungsi.  Jalan alternatif ke Pura ini bisa dari Jalan Tol Jagorawi atau jalan arteri dari arah Puncak atau arah bandung.

Apabila melalui jalan tol dari arah Jakarta, sebaiknya keluar di exit. Cibubur, dan langsung menuju arah ke Cilengsi.  Dari exit Cibubur ini kira – kira menempuh jarak 31-an km, dan kurang lebih membutuhkan waktu 1,5 jam.  Begitu pula dari Arah Bogor melalui jalan tol, keluar juga di exit. Cibubur.

Apabila tidak menggunakan mobil pribadi, sesungguhnya ke arah pura jonggol ini bisa menggunakan kendaraan umum. Ada beberapa pilihan dari Jakarta atau Bogor dengan menggunakan bis.  Namun dari jalan raya utama membutuhkan transport gojek sampai ke pura Agung Satya Bhuana.

Sebelum sampai ke Pura Jonggol ini, nantinya di sebelah sisi kiri sekitar Ciangsana bisa singgah juga ke Pura Satya Loka Arcana.  Berdekatan dengan pura Ciangsana juga ada Pura di Markas Brimob di Cikeas.

gerbang Yonpomad Jonggol
Gerbang Pintu Masuk Kesatrian Yonpomad Jonggol

Untuk memudahkan menggunakan google maps, bisa klik di LINK INI !

Catatan:  Sumber tulisan ini berdasarkan informasi langsung dari salah satu sumber terpercaya yaitu bapak I Gusti Ngurah Jelantik. 16.01.2023

Video Tentang Pura Jonggol